Kamis, 02 Juni 2011

Kelompok Ekstrimis Yahudi Serbu Halaman Masjidil Aqsha

Posted by Wahyu Al-Adzka 16.54, under | No comments



Al-Quds-: Sekelompok ekstrimis yahudi menyerbu halaman Masjidil Aqsha, Rabu (1/6) dikawal pasukan kepolisian Israel, untuk memperingati 44 tahun penjajahan kota Al-Quds, sementara warga Palestina yang sedang i’tikaf di masjid berupaya menghadang mereka.
Sekuriti Masjidil Aqsha menyatakan, terjadi konfrontasi antara kaum muslimin yang berada di dalam masjid sejak shalat subuh dengan ekstrimis yahudi dan aparat kepolisian Israel.
Kepolisian Israel menambah jumlah aparat mereka di kawasan ini. Sekuriti Masjidil Aqsha mengkhawatirkan kemungkinan serbuan oleh pasukan Israel terhadap masjid dan mengusir kaum muslimin yang berada di dalamnya.
Sekelompok ekstrimis yahudi melalui sejumlah asosiasi mereka menyatakan rencana penyerbuan Masjidil Aqsha untuk menegaskan penguasaan Israel atas masjid, hal ini bertepatan dengan peringatan penjajahan bagian Timur kota Al-Quds menurut kalender Israel.
Otoritas Israel mengubah kota Al-Quds pada Rabu ini mirip seperti barak militer. Pasukan Israel sejak dini hari memasang barikade di sejumlah jalan utama menuju kota tua Al-Quds dan sekitarnya, mengintensifkan patroli kepolisian di kawasan tersebut, dan di sejumlah tempat yang menuju area tembok Buraq dan Masjidil Aqsha.
Pasukan Israel menambah personil dan patrolinya di komplek Syeikh Jarrah di pusat kota Al-Quds, terutama dekat rumah-rumah warga Palestina yang dikuasai sekelompok yahudi ekstrim dengan dukungan pasukan Israel dan mengubahnya menjadi pos pemukiman yahudi.
Di samping itu, ratusan ekstrimis yahudi melakukan aksi provokatif pada Rabu ini dimulai dari komplek Syeikh Jarrah.
Kelompok yahudi tersebut menjelaskan, para pesertia aksi akan mengusung bendera Israel dan melakukan aksi dansa di gerbang kota tua Al-Quds dan di area gerbang Masjidil Aqsha. 

Rencana Israel Usir 30 Ribu Warga Palestina di Desa-desa Nejeb

Posted by Wahyu Al-Adzka 16.52, under | No comments

Jumlah warga Palestina di Nejeb yang tumbuh pesat setiap tahun


Nazaret – : Baru-baru ini terkuak di Israel bahwa pemerintah penjajah menyiapkan rencana mengusir 30 ribu penduduk Palestina di desa-desa mereka di distrik Nejeb wilayah selatan Palestina jajahan tahun 1948. Israel sedang konsentrasi memperluas wilayah-wilayah baru seperti wilayah Raht, Kasivah dan Haurah.
Dalam rencana yang disampaikan beberapa pekan lalu kepada pemerintah penjajah Israel untuk disetujui, penduduk Palestina di Nejeb akan diberi tanah pengganti dan sejumlah uang sebagai ganti atas pengosongan mereka dari ratusan acre lahan milik mereka dimana Israel tidak mengakui wilayah itu.
Harian Israel Haaretz yang memberitakan kabar tersebut hari ini Kamis (2/6) bahwa biaya penerapan rencana itu bisa mencapai sekitar 6-7 milyar Shekel.
Sebelumnya, sejumlah pejabat Israel mengumumkan bahwa status quo di Nejeb saat ini tidak mungkin dibiarkan seperti sekarang. Sebab situasi makin tahun makin bahaya sebab jumlah warga Palestina di sana tumbuh berlipat-lipat setiap 15 tahun sesuai data terakhir.
Di distrik Nejeb tinggal 191 ribu warga Palestina, 71 ribu di 36 desa yang tidak diakui Israel. 

Rasyiq Kecam Penyerangan Zionis ke Masji Al-Aqsha

Posted by Wahyu Al-Adzka 16.49, under | No comments

Damasqus – PIP: Anggota biro politik Hamas, Ezat Rasyiq mengecam penyerangan sejumlah warga pemukim Zionis ke Al-Quds serta mengubahnya menjadi tangsi militer.
Dalam pernyataan persnya, Rabu (1/6) Rasyiq menyebutkan, semua upaya Zionis untuk menguasai Al-Quds merupakan usaha yang sia-sia. Tidak akan berpengaruh pada rakyat Palestina kecuali bertambah kuatnya perlawanan dalam melindungi tempat suci mereka. Serangan sebagian kelompok Zionis ke areal Al-Haram Al-Quds serta penodaanya adalah tindakan jahat dan rasis, bertujuan untuk menerapkan kedaulatan mereka atas Al-Aqsha dan Al-Quds.
Ia menambahkan, pernyataan Netanyahu soal Al-Quds, merupakan angan-angan belaka. Al-Quds akan tetap dan selamanya milik bangsa Palestina bangsa Arab dan Islam. Ia adalah ibu kota Palestina dan tambatan seluruh hati kaum muslimin.
Sebelumnya, kelompok Zionis seperti biasa melakukan penyerangan terhadap salah satu sekolah di Al-Quds. Pemerintah Israel bahkan menjadikanya sebagai semi tangsi miter. Pasukan kepolisianya terkonsentrasi di gerbang Al-Mugaribah untuk melindungi kelompok radikal Zionis yang mau menyerbu Al-Quds.

Hadapi Aksi Penangkapan Israel, Hamas Ajak Lindungi Rekonsiliasi dan Persatuan

Posted by Wahyu Al-Adzka 16.45, under | No comments

Damaskus – PIP: Hamas menyerukan bangsa Palestina dan unsur kekuatan politik yang ada untuk satu baris di belakang proyek persatuan nasional dalam menjaga rekonsiliasi dan menghadang aksi penangkapan yang dilakukan Israel. Hamas menegaskan aksi penangkapan Israel terhadap elit nasional Palestina tidak akan mematahkan perjuangan bangsa Palestina dalam membela Al-Quds, masjid Al-Aqsha dan tempat suci di Palestina.
Menanggapi tindakan pasukan Israel menangkapi sejumlah elit politik Palestina, Hamas menegaskan dalam salinan pernyataan dari biro medianya yang diterima Pusat Informasi Palestina Kamis ini (2/6), "Kami mengecam keras serangan brutal Israel terhadap sejumlah tokoh bangsa Palestina dan elit Hamas selama beberapa hari lalu dan pagi ini, terutama Nazzar Ramadhan, Husain Abu Kuwaik, Dr. Ghassan Daughan, Syekh Yasir Badrsawi dan tokoh gerakan Fatah Husam Hidlr.
Dalam pernyataannya Hamas menegaskan bahwa aksi-aksi penangkapan, pengekangan, pengejaran terhadap elit dan tokoh bangsa Palestina menegaskan kegusaran Israel dan respon ketakutan mereka karena terwujud rekonsiliasi nasional antara kelompok di Palestina. Aksi ini bertujuan menghancurkan kesatuan nasional dalam menjaga prinsip dan membela hak nasional.
Namun bagi Hamas, aksi penangakan itu tidak akan melelahkan apalagi mematahkan semangat tokoh bangsa Palestina dalam melanjutkan perjuangan membela Al-Quds, Al-Aqsha dan tempat sucinya.
Dalam pernyataannya, Hamas mengajak bangsa Palestina dan rakyatnya serta seluruh kekuatan yang ada untuk saling bahu membahu satu barisan di belakang proyek nasional yang menjaga rekonsiliasi dan persatuan nasional demi mewujudkan cita-cita membebaskan Palestina dan mengembalikan para pengungsi ke tanah air mereka yang dirampas Israel.

NATO perpanjang intervensi militernya di Libya hingga September mendatang

Posted by Wahyu Al-Adzka 02.42, under | No comments

Satu jam setelah pesawat NATO melancarkan serangan udara terbaru di ibukota Libya, Tripoli pada Rabu (1/6/2011) pagi, duta besar aliansi mengadakan pertemuan di Brussel memutuskan untuk memperpanjang aksi militer mereka selama 90 hari ke depan.
“Kami bertekad untuk melanjutkan operasi kami untuk melindungi orang-orang Libya,” klaim Anders Fogh Rasmunssen, sekjen NATO yang diikuti oleh persetujuan 28 negara anggota NATO untuk memperpanjang intervensi militer.
Mandat militer seharusnya berakhir pada 27 Juni 2011.
Rasmussen menambahkan bahwa kepergian Gaddafi hanya soal waktu.
Keputusan ini akan memberikan negara anggota NATO beban lebih banyak lagi, termasuk pembiayaan perang untuk 90 hari berikutnya.
Ledakan Benghazi
Di hari yang sama (1/6), sebuah mobil yang penuh bahan peledak yang diparkirkan di luar hotel Tebisty, di mana para jurnalis asing dan pejabat senior dati Dewan Transisi Nasional (NTC) menginap, meledak di sana.
Anggota NTC tengah mengadakan konferensi pers ketika ledakan terjadi.
Ledakan tersebut adalah tindakan kekerasan pertama setelah enam minggu di basis kekuatan oposisi.  Tidak ada korban yang dilaporkan.
Ledakan terjadi sehari setelah pemerintah Libya mengatakan bahwa serangan udara NATO sejauh ini telah merenggut nyawa 718 sipil dan melukai lebih dari 4.000 lainnya.
“Sejak tanggal 19 Maret sampai 26 Mei sudah ada 718 sipil yang gugur dan 4.067 yang terluka, 433 diantaranya dalam kondisi serius,” ujar juru bicara pemerintah, Mussa Ibrahim mengutip pernyataan kementrian kesehatan.
Ibrahim mengatakan angka-angka tersebut tidak termasuk korban militer Libya, namun ia menolak untuk mengungkapkannya.
Nasib sipil Libya sangat terdesak.  Di satu sisi, mereka sebisa mungkin menyelamatkan diri, menghindari serangan dari tentara bayaran Gaddafi dan di sisi lain mereka juga harus merasakan kesengsaraan akibat serangan udara salibis NATO. 

Mujahidin AQAP perkuat posisi mereka, pertempuran di Zinjibar kian intensif

Posted by Wahyu Al-Adzka 02.38, under | No comments

ZINJIBAR  - Formasi presiden Saleh berusaha merebut kembali kota Zinjibar di Yaman selatan yang pada akhir pekan lalu dibebaskan oleh Mujahidin Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP), lapor agen berita internasional.

Reuters mengatakan bahwa Zinjibar yang merupakan ibukota provinsi Abyan, berpenduduk sekitar 20.000 jiwa, banyak dari mereka melarikan diri karena serangan udara dan artileri yang terus-menerus dilancarkan rezim boneka pro-Amerika.
Zinjibar adalah sebuah kota pantai yang terletak di dekat jalur laut yang memiliki sekitar 3 juta barel minyak yang diekspor setiap hari ke negara-negara neokolonialis Barat.
Penduduk mengatakan mayat berserakan di jalan-jalan, gedung bank nasional telah habis terbakar setelah serangan artileri dan serangan pesawat tempur Yaman.
Namun, menurut Hindustan Times dan AFP, 11 tentara rezim Saleh tewas selama satu hari kemarin (1/6/2011) dan 2 prajurit lain tewas akibat luka yang mereka alami.  Informasi ini telah dilaporkan oleh para pejabat keamanan dan otoritas boneka Yaman masih melanjutkan operasi mereka.
Namun, Mujahidin tidak hanya mempertahankan, tetapi juga melakukan perlawanan.  Serangan pertama dilakukan terhadap pos pemeriksaan Dofas, yang berlokasi sekitar 1 kilometer dari Zinjibar.  Mujahidin menewaskan 6 tentara musuh dan melukai 8 lainnya.  Menurut saksi mata, Mujahidin juga membakar 10 kendaraan militer musuh.
Kemudian, sebuah kendaraan yang sarat dengan bahan peledak meledak saat kolom militer melintas dalam perjalanannya dari sebuah kota pelabuhan besar, Aden menuju Zinjibar yang telah terkepung.  Selama serangan itu, 5 tentara tewas dan 23 terluka.
Sumber AFP melaporkan bahwa 2 Mujahid syahid (Insha Allah) dalam serangan itu.  Salah satu petugas medis dari rumah sakit militer di Aden melaporkan bahwa 2 pelayan dari Brigade Mekanik 25 tewas karena luka yang mereka alami.
Sehari sebelumnya, pada Senin (30/5), rumah sakit militer Aden menerima 40 tentara terluka yang berada dalam kondisi kritis.
Sementara itu, pengamat Barat dan Zionis mengeluarkan suara, pembebasan Zinjibar oleh Mujahidin AQAP dapat memberikan mereka kesempatan nyata untuk mencapai kekuasaan di wilayah yang “tidak stabil” dan mendirikan pemerintahan Islam.
Media Zionis, The Jerusalem Post menulis, “Laporan pengambilalihan kota di Yaman selatan, Zinjibar oleh kelompok bersenjata yang loyal dengan Al Qaeda adalah pengingat pengganggu atas kesempatan negara yang berusaha menggagalkan gerakan jihad global”.
Jerusalem Post mengatakan bahwa tujuan Al Qaeda adalah untuk mendapatkan kedaulatan dan untuk membentuk negara Islam, kekhilafahan yang akan menyingkirkan semua rezim boneka Arab dan Asia.
Gelombang revolusi menyapu dunia Arab yang menyebabkan celah dalam keamanan rezim boneka di negara-negara tersebut yang dilihat oleh pendukung Jihad sebagai kesempatan murni yang dapat mereka gunakan untuk membuat “keuntungan teritorial baru”, seperti yang terjadi di Yaman, lanjut harian Zionis itu.
Amerika Serikat mengakui bahwa AQAP merupakan ancaman terbesar bagi Amerika dan rezim boneka Arab.  Selain itu, Mujahidin AQAP aktif di bidang perekrutan, mereka menerbitkan sebuah majalah online berbahasa Inggris yang sangat populer, Inspire berisi khutbah Syeikh Anwar al-Awlaki dan ulama lainnya.
Jerusalem Post mengatakan bahwa jika AQAP berkonsentrasi dan memperkuat pasukan mereka, mengambil kontrol tidak hanya atas wilayah Zinjibar dan sekitarnya, tapi juga daerah lain di Yaman, itu pasti akan menjadi langkah pertama untuk memulai membangun kekhilafahan.  Akan ada bantuan aktif dari wilayah-wilayah tetangga di mana unit pejuang Islam seperti Al Shabaab di Somalia juga beroperasi.

Tentara Zionis Israel usir penduduk Irza di lembah Yordan

Posted by Wahyu Al-Adzka 02.34, under | No comments


JORDAN VALLEY  – Pasukan pendudukan Zionis sejak Rabu (1/6/2011) pagi mengusir penduduk Khirbet Irza di Lembah Yordan dari rumah mereka, dan memperingatkan mereka agar kembali lagi dengan alasan daerah tersebut menjadi zona militer tertutup. Hal tersebut sebagai langkah awal Israel untuk manuver militer besar-besaran di lereng pegunungan yang dibangun oleh Khirbet tersebut.
Sumber-sumber lokal mengatakan lebih dari 200 warga terpaksa meninggalkan rumah mereka. Mereka semua bekerja sebagai penggembala domba di daerah tersebut dan berasal dari daerah Tubas. Mereka meninggalkan rumah-rumah mereka setelah mencapatkan ancaman langsung dari tentara Zionis yang mengepung daerah tersebut dan mencegah siapapun masuk ke sana.
“Penduduk wilayah ini melihat artileri dan peralatan mesin berat dibawa ke wilayah tersebut sejak malam. Wilayah ini dianggap lebih baik untuk latihan tentara israel karena menyerupai medan di Libanon Selatan.”, demikian pernyataan Kepala Dewan Desa di Irza, Mukhlis Massaeid.
Dia mengatakan bahwa penduduk daerah tersebut terus-menerus menderita akibat peluru-peluru yang beterbangan dari pasukan Israel yang mengelilingi daerah tersebut dengan tiga kamp militer untuk pasukan Israel. Hal ini menyebabkan sejumlah warga Khirbet Irza gugur dan terluka.
Massaeid juga menegaskan bahwa penduduk Khirbet Irza akan kembali ke daerah tersebut dan tidak akan tunduk pada keputusan pasukan pendudukan Israel yang berusaha untuk mengusir merela sejak menduduki Tepi Barat pada tahun 1967.

Allahu akbar! AQAP kembali bebaskan sebuah kota di Yaman tenggara

Posted by Wahyu Al-Adzka 02.20, under | No comments

SHABWA – Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) yang berbasis di Yaman kembali mengambil alih kontrol kota besar lainnya di wilayah Yaman tenggara, provinsi Shabwa pada Rabu (1/6/2011) seminggu setelah mereka mengambil kontrol atas kota Zinjibar, ibukota provinsi Abyan.

“Setelah pertempuran sengit dengan tentara boneka pemerintah, pejuang AQAP berhasil merebut seluruh kota Azzan di provinsi Shabwa pada Rabu, mengumumkan bahwa kota Azzan telah bergabung dengan Imarah Islam mereka,” ujar seorang pejabat setempat seperti yang dilaporkan Xinhua.
Beberapa pemimpin suku dan warga mengonfirmasikan berita tersebut melalui percakapan telepon dengan Xinhua.
Pemimpin suku mengatakan Mujahidin AQAP tengah meninkmati aktivitas tinggi mereka saat ini karena kehadiran tentara keamanan Yaman yang terus melemah yang ditarik keluar kota untuk menghadapi protes anti-pemerintah di kota-kota besar di dekat ibukota.
Shabwa, sekitar 458 Km dari tenggara ibukota, Sana’a, diyakini menjadi benteng kekuatan dari ratusan Mujahidin AQAP dan termasuk tanah kelahiran Syeikh Anwar al-Awlaki.
Dalam pergerakan yang terus meningkat di Abyan, Mujahidin AQAP juga membebaskan distrik Wadhiee pada hari yang sama (1/6) yang merupakan tanah leluhur Wakil Presiden boneka Yaman, Abdu Rabu Mansour Hadi, ujar penduduk setempat.
Sementara itu, seorang pejabat provinsi Shabwa mengatakan bahwa gubernur Shabwa mengadakan pertemuan dengan para pemimpin suku pendukung pemerintah pada Rabu (1/6) di mana mereka menandatangani perjanjian untuk membentuk militan bersenjata untuk mempertahankan dan melindungi fasilitas pemerintah dari serangan Mujahidin AQAP.

Israel berusaha melarikan Mubarak dari Mesir

Posted by Wahyu Al-Adzka 02.13, under | No comments

TEL AVIV  - Menteri Kehakiman Mesir, Mohammad Abdul Aziz al-Jundi mengatakan bahwa Israel berencana untuk membuka jalan bagi mantan pemimpin diktator yang digulingkan oleh rakyatnya sendiri, Hosni Mubarak untuk melarikan diri dari negara Afrika.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar al-Wafd, Jundi juga menuduh Israel berusaha memicu perang saudara di negara Afrika Utara itu, mencatat bahwa Tel Aviv berusaha menghancurkan revolusi Mesir.
Mubarak, yang digulingkan pada Februari lalu setelah berminggu-minggu digelarnya protes berdarah, akan menghadapi hukuman mati jika terbukti bersalah membunuh demonstran damai selama revolusi anti-rezim.
Mantan presiden Mesir saat ini sedang berada dalam tahanan polisi di rumah sakit Mesir.  Dia telah dilaporkan mengalami serangan jantung saat diinterogasi.
Mubarak telah memerintah Mesir selama lebih dari 30 tahun di bawah dukungan langsung Amerika dan Israel.